Data
Center (Pusat data) (Bahasa Inggris: data center)
adalah suatu fasilitas
yang digunakan untuk menempatkan sistem komputer dan komponen-komponen terkaitnya,
seperti sistem telekomunikasi
dan penyimpanan data.
Fasilitas ini biasanya mencakup juga catu daya redundan atau cadangan, koneksi komunikasi data redundan, pengontrol
lingkungan (mis. AC, ventilasi), pencegah
Berdasarkan fungsinya, data center
dibagi menjadi 2 kategori umum yaitu:
- Internet Data Center : hanya untuk mendukung aplikasi terkait dengan Internet saja, biasanya dibangun dan dioperasikan oleh service provider atau perusahaan yang memiliki model bisnis berdasarkan pada Internet commerce.
- Corporate/Enterprise Data Center : mendukung semua fungsi yang memungkinkan berbagai model bisnis berjalan pada layanan Internet, intranet, dan keduanya.
A.
Perancangan
Pusat Data yang Ideal
Kriteria
perancangan sebuah data center secara umum antara lain adalah:
- Ketersediaan
Data center diciptakan untuk mampu memberikan operasi yang berkelanjutan dan terus-menerus bagi suatu perusahaan baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terjadinya suatu kerusakan yang berarti atau tidak. Data center harus dibuat sebisa mungkin mendekati zero-failure untuk seluruh komponennya. - Scalability
dan Flexibility
Data center harus mampu beradaptasi dengan pertumbuhan kebutuhan yang cepat atau ketika adanya servis baru yang harus disediakan oleh data center tanpa melakukan perubahan yang cukup berarti bagi data center secara keseluruhan. - Security
Data center menyimpan berbagai aset perusahaan yang berharga, oleh karenanya sistem keamanan dibuat seketat mungkin baik pengamanan secara fisik maupun pengamanan non-fisik.
Kriteria
tersebut diaplikasikan pada beberapa aspek berikut:
ASPEK
|
Keterangan
|
Lokasi
|
|
Sarana Penunjang
|
|
Komunikasi
|
|
B. Servis Utama pada Data Center
Servis Utama Data Center
Infrastruktur yang Menjamin Kelangsungan Bisnis
Aspek-aspek yang mendukung kelangsungan bisnis
ketika terjadi suatu kondisi kritis terhadap data center. Aspek-aspek
tersebut meliputi kriteria pemilihan lokasi data center, kuantifikasi
ruang data center, laying-out ruang dan instalasi data center,
sistem elektrik yang dibutuhkan, pengaturan infrastruktur jaringan yang scalable,
pengaturan sistem pendingan dan fire
suppression (Pencegah dan Pemadam Kebakaran, seperti detektor asap
dan sistem pemadam kebakaran dengan cairan kimia khusus).
Infrastruktur Keamanan Data Center
Terdiri dari sistem pengamanan fisik dan
non-fisik pada data center. Fitur sistem pengamanan fisik meliputi akses
user ke data center berupa kunci akses memasuki ruangan (kartu akses atau
biometrik) dan segenap petugas keamanan yang mengawasi keadaan data center
(baik di dalam maupun di luar), pengamanan fisik juga dapat diterapkan pada
seperangkat infrastruktur dengan melakukan penguncian dengan kunci gembok
tertentu. Pengamanan non fisik dilakukan terhadap bagian software atau sistem
yang berjalan pada perangkat tersebut, antara lain dengan memasang beberapa
perangkat lunak keamanan seperti access
control list, firewall, IDS
dan host
IDS, fitur-fitur keamanan pada Layer 2 (datalink
layer) dan Layer 3 (network
layer) disertai dengan manajemen keamanan.
Optimasi Aplikasi
Akan berkaitan dengan layer 4 (transport
layer) dan layer 5 (session
layer) untuk meningkatkan waktu respon suatu server. Layer 4
adalah layer end-to-end yang paling bawah antara aplikasi sumber dan
tujuan, menyediakan end-to-end flow control, end-to-end error detection and correction,
dan mungkin juga menyediakan congestion
control tambahan. Sedangkan layer 5 menyediakan riteri dialog
(siapa yang memiliki giliran berbicara/mengirim data), token
management (siapa yang memiliki akses ke resource
bersama) serta sinkronisasi data (status terakhir sebelum link putus). Berbagai
isu yang terkait dengan hal ini adalah load
balancing, caching,
dan terminasi
SSL, yang bertujuan untuk mengoptimalkan jalannya suatu aplikasi
dalam suatu sistem.
Infrastruktur IP
Infrastruktur IP menjadi servis utama pada data
center. Servis ini disediakan pada layer 2 dan layer 3. Isu yang harus
diperhatikan terkait dengan layer 2 adalah hubungan antara ladang server dan
perangkat layanan, memungkinkan akses media, mendukung sentralisasi yang reliable,
loop-free, predictable, dan scalable. Sedangkan pada layer
3, isu yang terkait adalah memungkinkan fast-convergence routed network
(seperti dukungan terhadap default gateway). Kemudian juga tersedia
layanan tambahan yang disebut [[Intelligent Network Services]], meliputi
fitur-fitur yang memungkinkan application services network-wide,
fitur yang paling umum adalah mengenai QoS (Quality of Services), multicast
(memungkinkan kemampuan untuk menangani banyak user secara konkuren), private
LANS dan policy-based
routing.
Storage
Terkait dengan segala infrastruktur penyimpanan.
Isu yang diangkat antara lain adalah arsitektur SAN,
fibre channel switching, replikasi, backup serta archival.
C. Tier pada Data Center
Perancangan data center berangkat dari
kebutuhan yang ada, untuk kemudian didefinisikan berbagai perlengkapan IT yang
diperlukan beserta pemilihan teknologi berbarengan dengan perencanaan
infrastruktur data center yang lain. Ada 4 tier dalam perancangan data center yang setiap tiernya
menawarkan tingkat availabilitas yang berbeda disesuaikan dengan kebutuhan
suatu data center menurut TIA 942 (Telecommunication Industry Association).
Berikut diberikan tabel spesifikasi setiap tier pada data center:
PARAMETER
|
TIER I -
BASIC
|
TIER II -
REDUNDANT COMPONENTS
|
TIER III -
CONCURRENTLY MAINTAINABLE
|
TIER IV -
FAULT TOLERANT
|
Tingkat availabilitas
|
99.671%
|
99.741%
|
99.982%
|
99.995%
|
Sifat terhadap gangguan (terencana atau tidak)
|
Rentan
|
Agak Rentan
|
Tidak rentan terhadap gangguan terencana (karena sudah ada
skenario penanggulangan), namun masih rentan terhadap gangguan tidak
terencana
|
Tidak Rentan
|
Keadaan power dan cooling distribution
|
Single path with no redundancy
|
Single path with redundant component (N+1)
|
Multiple power and cooling distribution path tetapi
hanya satu path yang aktif, termasuk komponen yang redundant
(N+1)
|
Multiple active power and cooling distribution path
termasuk komponen yang redundant 2(N+1)
|
Bisa ada maupun tidak
|
Harus punya raised floor, UPS dan generator
|
Harus punya raised floor, UPS dan generator
|
Harus punya raised floor, UPS dan generator
|
|
Waktu implementasi
|
3 bulan
|
3-6 bulan
|
15-20 bulan
|
15-20 bulan
|
Downtime tahunan
|
28.8 jam
|
22.0 jam
|
1.6 jam
|
0.4 jam
|
Cara untuk melakukan maintenance preventif
|
Harus di shutdown keseluruhan
|
Hanya untuk power path dan beberapa bagian lain
dari infrastruktur yang memerlukan proses shutdown
|
Memiliki kapasitas tambahan dan distribusi yang cukup
untuk menampung beban yang dipunyai sistem utama ketika sistem tersebut di maintenance
|
|
Skala data center yang cocok dibangun
|
Kecil
|
Sedang
|
Besar (skala enterprise)
|
Besar (skala enterprise)
|
Pengertian N di atas mengacu kepada cacah
komponen yang diperlukan agar seluruh pusat data dapat beroperasi pada beban
penuh. Sebagai contoh, apabila pusat data pada beban penuh memerlukan 5 unit
AC, maka pusat data tier-4 mempersyaratkan total 2(5+1)=12 unit AC, 7
diantaranya sebagai cadangan. Untuk tier-3, maka hanya diperlukan 6 unit
AC, hanya 1 sebagai cadangan.
D. Next Generation Data Center
Next generation data center menjadi isu
utama pada data center dalam beberapa tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan yang meningkat pesat. Next generation data center akan
bersifat service-oriented. Langkah yang dilakukan untuk menuju Next
generation data center antara lain adalah:
- Konsolidasi, mengandung pengertian sentralisasi dan standardisasi dari semua perangkat yang ada sehingga menghasilkan suatu jaringan yang cerdas.
- Virtualisasi, mengatur sumber daya agar lebih efisien dan menjadi independen dari infrastruktur fisik.
- Otomatisasi, melakukan provisioning yang dinamis dan manajemen informasi untuk mencapai ketahanan bisnis.
- Business Continuance
- Green Data Center, yang bertujuan meningkatkan efisiensi pemakaian daya, karena konsumsi daya pusat data sudah sangat signifikan.
- Orkestrasi infrastruktur IT
Layer-layer yang terdapat pada next generation
data center tidak jauh berbeda dengan aspek yang terdapat pada data
center umumnya, yaitu:
- Data Center Facilities meliputi bangunan gedung yang menjamin kelangsungan bisnis saat terjadi bencana, efisiensi energi, efisiensi pendingin udara dan sistem cabling.
- Data Center Infrastructure meliputi virtualisasi berbagai infrastruktur yaitu storage, server, jaringan, dan layanan jaringan.
- Data Center Applications and OS meliputi integrasi aplikasi dan OS menjadi suatu infrastruktur yang tervirtualisasi.
- Data Center Management meliputi provisioning, adaptibility, troubleshooting, dan visibility.
- Data Center Business Process meliputi operasi data center yang bersatu padu, perubahan proses dan tim, serta tingkat keterbacaan operasi, integrasi server, storage,dan jaringan.
No comments:
Post a Comment