LAPORAN
PEMBELAJARAN DILUAR SEKOLAH
KASONGAN
YOGJAKARTA
Latar
Belakang
Salah
satu kompetensi yang diharapkan dari lulusan Agroindustri adalah mengenai
pengetahuan tentang industri. Indonesia sebagai Negara berkembang memiliki
banyak sekali jenis industri baik itu industri kecil yang baru merintis
usahanya, industri menengah yang sudah memiliki proses atau kegiatan produksi
yang tetap dan kontinyu, dan bahkan industri besar yang memiliki tenaga kerja
yang banyak, produktivitas tinggi, mencapai pasar luar negeri (expor), dan
mempunyai profit atau laba yang tinggi.
Secara
umum, dengan mengadakan kunjungan industri, pengetahuan masing-masing individu
mengenai keberlangsungan suatu industri akan bertambah. Khususnya, kegiatan
kunjungan industri bisa memberikan gambaran umum kondisi industri saat ini
sehingga praktikan dapat mengaplikasikan ilmu yang dipelajari dalam dunia usaha
dan industri di masa depan.
Tujuan
Praktikum
1.
Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan
kerajinan tangan dari tanah liat.
2.
Untuk mengetahui suasana kerja di tempat
kerajinan tanah liat KASONGAN YOGJAKARTA
Pembahasan
Kasongan
merupakan sentra industri gerabah yang berdiri sejak tahun 1970. UPT pada tahun
1985 didirikan atas prakarsa dari dirjen industri. Unit pelayanan teknis (UPT)
bertujuan untuk membina agar dapat meningkatkan penghasilan para pengrajin.
Pada
tahun 1985 terdapat 300 pengrajin yang tinggal di kasongan. Dahulu Kasongan
hanya terdapat 4 rumah saja. Awalnya bukan sebuah desa. Sekerang terdapat 582
orang, ada 5 kedusunan dalam Kasongan, Kajen, Tirto, Sembungan, Gedongan, dan
Kalipuncang.
Sebanyak
85% dari masyarakatnya yaitu pengrajin gerabah, sisanya bekerja yang lain.
Namun tetap membuat kerajinan gerabah. Awalnya pengrajin hanya membuat gerabah
pot bunga. Tanah yang digunakan yaitu berasal dari 3 tempat taitu Kasongan
Godean, dan Bayan.
Cara
dan suasana kerja membuat kerajinan dari tanah liat :
1.
Pertama kita ambil tanah liat sebanyak yang
kita butuhkan (tanah liat ditempat ini sudah ada lahan untuk mengambilnya)
2.
Cara pembuatan dengan di putar, atau
dimasukkan dialat cetak (Disini kita memakai Alat cetak)
3.
Kemudian tekan sampai padat didalam alat
pencetaknya, kemudian setelah padat kita ambil perlahan dengan cara menempelkan
gulungan tanah liat lagi kemudian lepaskan begitu terus sampai tanah liat yang
ada didalam cetakan keluar dengan sendirinya
4.
Kemudian kita haluskan dengan air agar yang
pecah-pecah menjadi halus lagi.
5.
Proses pembakaran dengan tungku ladang,
tungku bata, dan tungku besi. Pada tungku ladang bahan bakarnya dari sampah
dedaunan, tungku bata menggunakan kayu, sedangkan tungku besi menggunakan bahan
bakar gas LPG. Panas dari LPG mencapai panas 1250 oC (untuk porselen).
6.
Agar mengkilat harus dipanaskan lebih dari
1000 oC. Sedangkan ketiga tanah apabila dipanaskan lebih dari suhu
tersebut akan lengket. Maka pemanasan ideal adalah pada suhu 700 oC.
7.
Finishing kebanyakan menggunakan cat tembok
sehingga menimbulkan seni. Biasanya pembuatan gerabah hingga proses pembakaran
dilakukan oleh pengrajin, sedangkan finishing dilakukan oleh perusahaan gerabah
yang ada di Kasongan.
Kesimpulan
1.
Saat ini industri gerabah Kasongan mengalami
kemajuan pesat dibandingkan kondisinya dulu. Peran UPT sebagai sarana
pengembangan telah memberikan kontribusi bagi pengusaha maupun pengrajin
gerabah di Kasongan.
2.
Produk gerabah Kasongan yang pada awalnya
memproduksi peralatan dapur saat ini lebih mengarah pada produk estetik
bernilai seni tinggi sehingga nilai jualnya juga tinggi. Desain, bentuk, dan
fungsinya selalu bervariasi sesuai kebutuhan konsumen.
3.
Saat pembuatannya lumayan sulit dan
membutuhkan imajinasi dan fikiran yang fokus.
Saran
1.
Walaupun saat ini pengrajin bisa lebih
mandiri dan berkembang sendiri, sebaiknya pengrajin tidak melupakan jasa yang
telah diberikan UPT dengan selalu menjalin kerjasama yang baik.
2.
Sebaiknya dilakukan kunjungan industri pada
perusahaan yang lebih besar supaya bisa membandingkan antara kondisi industri
kecil menengah dengan industri besar.
LAPORAN
PEMBELAJARAN DILUAR SEKOLAH





Disusun oleh
M
Yusuf Aji Wijaya (27)



Tahun
Pelajaran 2013/2014
Versi 2
Cara
dan Suasana Kerja
Membuat
Kerajinan Tanah Liat
Di
Sentra Industri Kasongan
Kasongan merupakan
sentra industri gerabah yang berdiri sejak tahun 1970. UPT pada tahun 1985
didirikan atas prakarsa dari dirjen industri. Unit pelayanan teknis (UPT) bertujuan
untuk membina agar dapat meningkatkan penghasilan para pengrajin.
Pada tahun 1985
terdapat 300 pengrajin yang tinggal di kasongan. Dahulu Kasongan hanya terdapat
4 rumah saja. Awalnya bukan sebuah desa. Sekerang terdapat 582 orang, ada 5
kedusunan dalam Kasongan, Kajen, Tirto, Sembungan, Gedongan, dan Kalipuncang.
Sebanyak 85% dari
masyarakatnya yaitu pengrajin gerabah, sisanya bekerja yang lain. Namun tetap
membuat kerajinan gerabah. Awalnya pengrajin hanya membuat gerabah pot bunga.
Tanah yang digunakan yaitu berasal dari 3 tempat taitu Kasongan Godean, dan
Bayan.
Cara dan suasana kerja
membuat kerajinan dari tanah liat :
1. Pertama kita ambil
tanah liat sebanyak yang kita butuhkan (tanah liat ditempat ini sudah ada lahan
untuk mengambilnya)
2. Cara pembuatan dengan
di putar, atau dimasukkan dialat cetak (Disini kita memakai Alat cetak)
3. Kemudian tekan sampai
padat didalam alat pencetaknya, kemudian setelah padat kita ambil perlahan
dengan cara menempelkan gulungan tanah liat lagi kemudian lepaskan begitu terus
sampai tanah liat yang ada didalam cetakan keluar dengan sendirinya
4. Kemudian kita haluskan
dengan air agar yang pecah-pecah menjadi halus lagi.
5. Proses pembakaran
dengan tungku ladang, tungku bata, dan tungku besi. Pada tungku ladang bahan
bakarnya dari sampah dedaunan, tungku bata menggunakan kayu, sedangkan tungku
besi menggunakan bahan bakar gas LPG. Panas dari LPG mencapai panas 1250 oC (untuk porselen).
6. Agar mengkilat harus
dipanaskan lebih dari 1000 oC. Sedangkan
ketiga tanah apabila dipanaskan lebih dari suhu tersebut akan lengket. Maka
pemanasan ideal adalah pada suhu 700 oC.
7. Finishing kebanyakan
menggunakan cat tembok sehingga menimbulkan seni. Biasanya pembuatan gerabah
hingga proses pembakaran dilakukan oleh pengrajin, sedangkan finishing
dilakukan oleh perusahaan gerabah yang ada di Kasongan.
Nama :
M Yusuf Aji WIjaya
Kelas :
XI-D ( Multimedia )
No. Absen : 27
Sendra
Tari Ramayana
Sendra
tari ramayana adalah seni pertunjukan yang cantik, mengagumkan dan sulit
tretandingi. Pertunjukan ini mampu menyatukan ragam kesenian Jawa berupa tari,
drama dan musik dalam satu panggung dan satu momentum untuk menyuguhkan kisah
ramayana, epos legendaris karya walmiki yang ditulis dalam bahasa sanskerta.
Kisah
ramayana yang dibawakan pada pertunjukan ini serupa dengan yang terpahat
dicandi Hindu tercantik di Indonesia yaitu candi Prambanan yang mirip dengan
cerita dalam tradisi lisan di India. Jalan cerita yang panjang dan menegangkan itu dirangkum dalam empatlakon atau babak
yaitu penculikan dewi shinta, misi anoman ke Alengka, kematian kumbakarna atau
rahwana dan pertemuan kembali Rama – Shinta.
Seluruh
cerita disuguhkan dalam rangkaian gerak tari yang dibawakan oleh para penari
yang rupawan dengan iringan musik gamelan jawa. Anda akan diajak untuk
benar-benar mencermati setiap gerakan para penari untuk mengetahui jalan
cerita. Tak ada dialog yang terucap dari para penari, satu-satunya penutur
adalh sinden yang menggambarkan jalan cerita lewat lagu-lagu jawa dalam bahasa
jawa dengan suara yang khas.
Anda
tak akan kecewa bila menikmati pertunjukan ini sebab tak hanya tarian dan musik
saja yang ditunjukan, tetapi pencahayaan yang luar biasa yang menggambarkan
suasana yang membuat anda terkesan. Anda juga akan diperlihatkan pertunjukan
akrobat dari para pemain yang tidak hanya menampilkan seni tari saja. Itulah
sekilas tentang Sendra Tari Ramayana Yogjakarta.
Disana
kami juga terkesan atas penampilan-penampilan tokoh yang mempesona dan sangat
indah. Tarian musik dalam satu panggung. Dan juga lampu pencahayaan yang
sungguh luar biasa indahnya.
atau download 1 | download 2
No comments:
Post a Comment